Pasar KPR 2010 Menggiurkan bagi Bank

Menjelang tahun macan, seluruh sendi bisnis di Indonesia mulai mengaum optimistis. Tak terkecuali industri properti, terutama properti tempat tinggal. Baik developer maupun bankir sangat optimistis, penjualan rumah baru tahun ini bisa mencetak rekor tertinggi.

Keyakinan ini bermuara ke tren bunga yang masih rendah. Bunga acuan alias BI Rate selama lima bulan terakhir tetap bertahan 6,5% dalam lima bulan terakhir.Dalam situasi seperti itu, biaya dana bank rendah. Dan bankir punya kesempatan untuk menurunkan bunga kredit pemilikan rumah (KPR) yang saat ini masih berada di kisaran 9% - 13%.

Jika melongok realisasi kredit KPR perbankan per akhir dengan Oktober 2009, menurut catatan BI, penyaluran KPR maupun kredit pemilikan apartemen (KPA) dengan tipe di bawah 70 meter persegi mengalami kenaikan sebesar 10,5% sehingga outstanding kredit Rp 54,98 triliun.

Sementara, penyaluran kredit perbankan untuk tipe rumah dan apartemen di atas 70 meter persegi meningkat 9,6% menjadi Rp 56,1 triliun.
Pengembang tetap yakin permintaan KPR tahun ini tidak akan berhenti, bahkan terus tumbuh. Heintje Mogi, Senior Vice President Division Head Mortgage & Secured Loan UOB Buana optimistis, bisnis properti di tahun 2010 akan meningkat lebih pesat dibandingkan tahun lalu.

Penyebabnya, pertumbuhan ekonomi yang mendorong tumbuhnya kawasan-kawasan baru sehingga membutuhkan properti. "Saya meramalkan tahun ini bisnis properti akan mengambil porsi 8% - 10% dari total outstanding pembiayaan konsumer 2009," ujar Heintje, akhir pekan lalu (6/1).

Dia bilang, pertumbuhan properti yang tinggi tahun ini akan mendorong penyaluran KPR. Ini yang menjadi alasan UOB Buana memilih KPR sebagai fokus bisnis di tahun-tahun mendatang.

Saat ini, sebanyak 99% KPR UOB Buana mengalir untuk secondary market dan properti yang statusnya ready stock baik itu rumah, apartemen dan rumah toko (ruko). Dan hanya 1% KPR untuk rumah inden.

Untuk menyukseskan rencana bisnis ini, UOB Buana menjalin bekerjasama dengan beberapa pengembang seperti kelompok Ciputra, Jakarta Garden City, serta kelompok Summarecon.

Direktur Ciputra Development, Tulus Santoso, juga memprediksi bahwa penjualan perumahan dan apartemen akan menyumbang kenaikan tertinggi tahun ini. "Pendukung utamanya adalah bunga KPR dan KPA yang terus turun." kata Tulus.

Optimistis

Melihat pasar yang besar, UOB Buana memasang target penyaluran KPR yang optimistis, yakni Rp 1,5 triliun, lebih tinggi 50% daripada nilai KPR di akhir 2009, Rp 1 triliun. Bank UOB Buana membidik pasar KPR untuk rumah, apartemen, maupun ruko yang harganya Rp 150 juta - Rp 600 juta per unit.

Untuk memikat nasabah, UOB Buana menawarkan program KPR Take Over Refinancing yang memberikan bunga flat 9,9% hingga masa pembayaran lunas.UOB Buana juga menawarkan program KPR fixed tiga tahun, yakni program kredit KPR yang memberikan bunga menurun selama tiga tahun awal. Setelah itu bunga kredit menyesuaikan dengan pasar.

Bank pemegang pangsa KPR terbesar, yakni Bank Tabungan Negara juga memasang target penyaluran KPR yang lebih tinggi. "Target kami 2010 tumbuh 27%," kata Evi Firmansyah, Wakil Presiden Direktur BTN (7/12).

Bank BNI bersikap setali tiga uang. BNI mengincar nilai KPR akhir 2010 sebesar Rp 10 triliun, naik 30% daripada proyeksi realisasi akhir 2009, yaitu Rp 8,2 triliun. Diah Sulianto, Manajer Umum Konsumer Bank BNI (10/12) bilang, BNI berniat menambah kerjasama dengan pengembang yang ramah lingkungan.